Archive by Author | Institut Kajian Tasawuf

Bhinneka Tunggal Ika jalan menuju Tuhan YME

Lambang PancasilaBhinneka Tunggal Ika, jalan untuk mengenal Tuhan YME, dan sudah dipraktekan oleh para Mpu di abad 14 Masehi. Dari hasil penelitian, ternyata semua butir-butir yang tercantum didalamnya, telah tersedia didalam Alquran. Dan menggunakan sarana Bhinneka Tunggal Ika, para Mpu mampu untuk mengantarkan si Fakir yang ingin mengenal Tuhan YME (mukasafah). Syarat yang harus dimiliki oleh si Fakir :

  1. Bintang dilangit terdekat, mampu menyaksikan bintang bulan dan matahari dilangit terdekat.
  2. Rantai, bermunajat dan mampu merantai mengendalikan hawa nafsu.
  3. Iman, kekukuhan iman, ibarat pohon besar yang ber-akar tunggang kepusat bumi (hablulminallahi). Batangnya tempat bersandar, akarnya tempat duduk, dahan dan daunnya tempat berteduh dan buahnya pelepas dahaga (hablulminnasi).
  4. Tafakur, mampu menutup mata lahir dan membuka mata bathin.
  5. Padi dan Kapas, bahwa kehidupan dunia, terutama rumah tangga harus al sakinah (cukup, rukun), yang dilambangkan dengan padi dan kapas.

Butir Butir Pancasila
Urut 1 s/d 5 sudah diuraikan didalam buku Tuhan YME Didalam Pancasila. Dan para Mursyid yang berpegang dan mempraktekan ayat Alquran, kini banyak muncul untuk menggunakan sarana tersebut.

Mereka yang mengenal bintang dilangit terdekat, pasti ber-budhi luhur dan bermatabat. Hikmah selanjutnya, tidaklah dia akan terkena seleksi alam. Mereka akan terhindar dari perbuatan anarkis, Koruptor dan narkoba. Dan tidaklah dia akan masuk penjara karena perbutan tersebut. Dan mereka bukan mencari surga, tetapi ingin kembali kepada Allah Ta’ala.

PONDASI IMAN

Pondasi iman ada enam
Iman*) bukan hanya ucapan
Perlu diyakini dengan pembuktian
Iman diawali menyaksikan Tuhan
Mencontoh Rasul sebagai ikutan
Mengenal Kitab yang diamanahkan
Mengenal Malaikat dan Ruh menuju Tuhan
Menempuh Qiyamat dengan kesenangan
Melewati takdir dengan kemenangan
Amiruddin Syah – Menitis Puisi Sufi

*)Iman adalah keyakinan melalui penyaksian, iman adalah tangga kesempurnaan, yang menjadikan Ihsan selamat dalam Islam.
Prakteknya diawali dengan meyaksikan kehadiran Tuhan (lihat surat Qaf 50;22)

Catatan : Leluhur bangsa di Nusantara ini sudah mengenal Tuhan (beriman) jauh sebelum masehi. Gunung Padang (Gunung Terang), yang diketemukan di Cianjur (kata lain dari Tur Jabbar Nur). Yang baru-baru ini ditemukan, jauh lebih tua dari Piramida di Mesir.
Menunjukan bahwa leluhur bangsa ini, sudah ber adad (Addin), adat, adab ber etika yang diawali dengan mengenal Cahaya terang (bintang dilangit terdekat), surat As Safaat 37;6. Mereka membangun Undak-Undak (Piramida), tidak mungkin dilakukan mereka tanpa pertolongan tangan Tuhan. Dan Tuhan tidak akan menolong kalau mereka tidak mengenal Nya (iman) – (lihat sya’ir Hamzah Fansuri) :
“Berbuat dan berucap atas perbuatan Tuhan”

Sapi* dan Sufi

Sapi belang : “Jangan jauh-jauh dari kami, nanti engkau diterkam Macan”.
Anaknya : “Saya ingin mencari rumput yang tebal”.
Sapi belang : “Ini sudah tersedia untuk tujuh turunan”.
Anaknya : “Sebaiknya pagar kita ini dipindahkan kesana”.
Sapi belang : “Ya, secara bertahap akan kita lakukan”.
Seorang Sufi yang mendengar dan mengerti bahasa sapi, berkata :
“Baru anak sapi yang berangkat dewasa, sudah serakah”.
Sapi kuning juga ikut menguping dan berkata :
“Aku bosan melihat tingkah laku rombongan sapi itu”.
Lalu sapi kuning menuju lembah suci thuwa**
dia memerami mata seperti tafakur
pada lukisan Mpu Tantular pada butir Bhinneka Tunggal Ika.
Sang Sufi berkata : “Bagus,bagus! Kini dia bukan sapi lagi”.
Amiruddin Syah – SUFI Di Lembah Suci

*lihat surat Al Baqarah 2;69.
**“Sesungguhnya engkau sudah berada diembah suci thuwa, dan Akulah Tuhan mu, maka tinggalkanlah kedua terompahmu”

Butir Pancasila Perlu Dipraktisikan

Bhinneka Tunggal Ika adalah ilmu tercanggih untuk bermukasafah kepada الله. Jadi tidak cukup hanya dihafal dan diucapkan saja. Oleh para Ihsan yang sudah mengenal Tuhan, mulai awal abad 14 Masehi, ilmu ini sudah ditampilkan dan diajarkan. Sebab yang dapat menyelamatkan dan mempersatukan umat hanya Tuhan YME. Jadi Ihsan hendaklah mampu mempraktekan.

Pemahaman Pancasila
Pancasila merupakan warisan tertinggi yang diwariskan oleh pendahulu kita di Nusantara ini, visinya “Tuhan YME”, dan Tuhan YME lah yang mampu menyelamatkan manusia dan NKRI.
Kini diperlukan sponsor untuk Seminar agar secara hakekat pesan pesan spirituil Pancasila menjelang Juni 2013 dibuka, agar butir butir Pancasila mampu dipraktekan secara hakekat :

  1. Rantai, mampu merantai hawa nafsu (surat An Nisa 4 : 66).
  2. Padi dan Kapas, Rumah tangga berkecukupan dan rukun Al Sakinah, tidak terlibat dengan berbagai kasus.
  3. Banteng, (Al Baqarah) memeramkan mata, mampu menutup mata lahir dan membuka mata bathin (Tafakur, I’tiqaf, Yogadiksi).
  4. Bintang, agar ru’yah menyaksikan bintang dilangit terdekat (Tajali Ilahi), lihat surat Al Safaat 37 : 6 & 7.
  5. Pohon, ibarat pohon besar berakar tunggang kepusat bumi, inilah kekukuhan iman kepada Tuhan YME. (surat Ibrahim 14 : 24 & 25).

Semua butir tersebut diatas, diakui dan disetujui oleh Para Empu, Pendeta Agung serta Waliyam Mursyidan, sebab mereka sudah sama-sama membuktikan kehadiran Tuhan YME. (lihat buku Tuhan YME Didalam Pancasila, oleh Amiruddin Syah dan sudah di bedah buku juni 2010 di LEMHANAS, Jl. Merdeka Selatan, Jakarta).

Qiyamat

Qiyamat*
Al-Quran mengatakan, pada surat Maryam 19 : 25 , 33
“Keselamatan bagi aku, waktu aku dilahirkan, waktu di mi’rajkan, dan dibangkitkan”
“Keselamatan bagi dia waktu dilahirkan dan waktu di mi’rajkan, dan waktu bangkit kembali kepada الله”.
*Qiyamat artinya berbangkit, pindah dari alam sempit, ke alam yang lebih luas.
Penjelasan :

  1. Waktu dilahirkan, yaitu pindah dari rahim ibu kemuka bumi. Untuk anak Autis dan Indigo, mereka tidak mengalami ketakutan. Ciri ciri mereka, tidak menaruh ketakutan, tidak mengangis, bersih, komunikatif, dan cerdas. Anak Autis pintar berbicara (contoh : Musa, Isa). Anak Indigo pintar berbuat dan berkarya, (contoh : Thomas Alfa Edison) (lihat buku Reinkarnasi Anak Autis dan Indigo, oleh Amiruddin Syah).
  2. Mi’raj, Naik ke Singgasana الله, untuk menemui الله dalam kecepatan 50.000 tahun ukuran bumi (lihat surat Al Ma’arij 70;4).
    (lihat Buku Mi’raj Ruh, oleh Amiruddin Syah).
  3. Bangkit, ialah kembali kepada الله (Innalillahi Wainna Illaahi Rajiun), bukan ke Surga atau Neraka.
    Kesimpulan : Apa yang di pradiksi oleh situs suku Maya, bahwa di bulan 12-12-2012, merupakan khayalan yang tidak punya refrensi. Perlu diketahui, bahwa surat Maryam adalah Injil yang turun ke Nabi Isa, kemudian dikumpulkan kedalam Al-Quran.

Bila Lupa Diri


1) lihat surat Qaf 50;16
2) lihat hadis Nabi Saw :
“Man ‘arafa nafsahu, faqat’ arafa rabbahu.”

Bonus Dari Dzikir


1) Lihat surat Ar Rad 13;28 :
“Ingatlah, bahwa dengan mengingat Allah, maka hati menjadi tenang dan tenteram”
2) Lihat Qaf 50;22 :
“Selama ini engkau lengah dan mulai sekarang Kami bukakan hijab atas dirimu, maka kini penglihatanmu amatlah terangnya”

Sang Khalifah


1) lihat surat Al Baqarah 2;125 dan surat Al Hajj 22;27.
2) lihat surat Al Baqarah 2;46

Metode Cepat Untuk Ma’rifatullah

Ini berlaku untuk semua umat manusia, syaratnya :
Memahami 17 ayat firman الله dalam Al-Quran.
Munajad.
Usaha.
Ilmu dan Akal.

Hadist :
Sejengkal engkau ingin menemui الله , sedepa الله mendatangimu. Berjalan engkau menghampiri الله , berlari الله mendatangimu.
Kenalilah dirimu, agar engkau mengenal Tuhanmu, (Diri bukan jasad).
Bila engkau berkehendak untuk menemui
الله , maka الله lebih berkehendak untuk menemuimu.

Manfa’at Menemui الله

Setiap Insan diperintah sekaligus berhak untuk mengenal الله. Waktu tersedia bagi Insan dimuka bumi hanya sehari, menurut Ar Rumi :
“Kita mampir didunia ini hanya sehari, Besok pagi kita akan kembali”
Ki Empu Penitis DW mendukung bahwa 50.000 tahun, bagi الله hanya sekejap (lihat surat Al Ma’arij 70;4).
Cukup banyak manfa’at terutama untuk diri, bila mengenal dan mengingat الله (dzikirullah), diantaranya :

  1. Keselamatan atas diri, tidak celaka, sengsara, terpenjara, dipermalukan selama berada didunia, mulai dilahirkan sampai hari berbangkit (RuhKu meninggalkan Jasad), terjamin.
    Anak yng dilahirkan oleh orang tua yang sudah Ma’rifatullah, Contoh : Ismail, Yusuf, Isa As dijamin الله keselamatanya. Bagi yang belum menyaksikan Cahaya Ilahi (Al Qadar), contohlah perjalanan Nabi Muhammad SAW, sewaktu ber usia 40 tahun di Gua Hira. Atau contohlah perjalanan Sunan Kalijaga berguru kepada KI Wahdad, hanya dalam hitungan hari.
  2. Kelak waktu hari berbangkit, kembali kepada الله dan tidak tersesat ditinggal dialam barzakh.
  3. Mampu menggunakan 4 mata, yaitu :
    • Mata penglihatan, mampu menyaksian Wujud Cahaya Al Qadar, Purnomo Sidi atau Sinar Nirwana.
    • Mampu mendengarkan wahyu, bisikan dari dalam diri.
    • Mata Perasaan, merasakan penderitaan orang banyak, makhluk dan isi alam ciptaan Tuhan.
    • Mata Perbuatan, berbuat yang baik :
      Tidak merusak alam, membabat hutan, tambang, lautan, dan udara.
      Tidak menjadi koruptor, termasuk mafia pembela koruptor.
      Tidak menjadi profokator (kacang miang), apalagi teroris, radikal kiri dan kanan.

Agar menjadi burung Garuda yang berbudaya, maka praktekanlah butir butir Bhinneka Tunggal Ika, untuk sampai kepada Tuhan YME (tidak cukup dihafal dan disebut saja).
Atau praktekan perintah الله, pada surat Al Qashash 28;77 :

وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ

“Carilah الله dengan peralatan yang telah diberikan الله kepada engkau, dan jangan engkau sia siakan duniamu. Berbuat baiklah sebagai mana الله telah berbuat baik kepadamu”