Sapi* dan Sufi

Sapi belang : “Jangan jauh-jauh dari kami, nanti engkau diterkam Macan”.
Anaknya : “Saya ingin mencari rumput yang tebal”.
Sapi belang : “Ini sudah tersedia untuk tujuh turunan”.
Anaknya : “Sebaiknya pagar kita ini dipindahkan kesana”.
Sapi belang : “Ya, secara bertahap akan kita lakukan”.
Seorang Sufi yang mendengar dan mengerti bahasa sapi, berkata :
“Baru anak sapi yang berangkat dewasa, sudah serakah”.
Sapi kuning juga ikut menguping dan berkata :
“Aku bosan melihat tingkah laku rombongan sapi itu”.
Lalu sapi kuning menuju lembah suci thuwa**
dia memerami mata seperti tafakur
pada lukisan Mpu Tantular pada butir Bhinneka Tunggal Ika.
Sang Sufi berkata : “Bagus,bagus! Kini dia bukan sapi lagi”.
Amiruddin Syah – SUFI Di Lembah Suci

*lihat surat Al Baqarah 2;69.
**“Sesungguhnya engkau sudah berada diembah suci thuwa, dan Akulah Tuhan mu, maka tinggalkanlah kedua terompahmu”

About Institut Kajian Tasawuf

Pimpinan dan Guru Besar pada Institut Kajian Tasawuf serta Penulis, Pemakalah Nasional Tasawuf.

Tinggalkan komentar